Pages

Sunday, 17 October 2010

Curhatan Si Pman (Chapter 2)

Setelah akhirnya Pman telah merasakan bagaimana menjalani hubungan dengan si Bunga Cerah, rentetan kejadian membuatnya teringat dengan Bunga Kecilnya. Mari kita ambil hikmahnya...



Chapter 2

Tiba-tiba,
Aku teringat..
Teringat akan Bunga Kecilku..

Bunga yang mampu,
membuatku jadi orang paling bahagia..
Dia yang paling mengerti dan memahami semua keluh kesahku..
Memaklumi kebiasaan burukku,
dan mampu menerima kekuranganku..

Dan lagi,
Bunga Kecil tidak Berduri Seperti Bunga Cerah,
tidak pernah mengecewakan aku
(mungkin sesekali, Tapi ia pasti menebusnya segera!)
Apapun Ia lakukan asalkan aku bahagia,
Sekalipun itu membuat bunga Kecil,
Kehilangan Segalanya..

Segalanya,
Ia lakukan asalkan aku bahagia..
Semuanya,
Tak sedetikpun tentang hidupnya
yang ia sembunyikan dariku..

BUNGA KECILKU,
SENDIRI,
DI TAMAN,
KU TINGGALKAN,
KU ABAIKAN..

Aku berlari kembali ke Taman,
Secepatnya Aku harus Bertemu dengan Bunga Kecilku..
DIA SUDAH TIDAK ADA DI SANA!!

Samar dikejauhan,
kulihat kerumunan orang sedang bermain,
Ternyata dengan bunga kecil yang sederhana!!
Aku yakin Itu dia,
Bunga Kecilku,
Sumber kebahagiaanku..!!

Aku Berlari menghampiri,
Ia di tengah kerumunan itu,
kelihatannya ia baik2 saja,
ia bahkan terlihat bahagia..

Tiba2 Seseorang Menghampiriku,
Menyampaikan berita padaku,
Dari si Bunga Kecil :
"Lebih Baik Kau Tidak Usah Bertemu Denga Ku,
Aku AMAT KECEWA. Cepat Pergi, Aku Bahagia dengan Orang lain"

Ia Kehujanan Waktu itu
Sendiri,
Tanpa Seorangpun,
Tanpaku..

TIDAK MUNGKIN!!
Aku Yakin,
Dia Yang paling mencintaiku!!
Paling memahami Cita-citaku,
Sumber Kebahagiaanku..

Lesu..
Ku Berjalan Kembali,
kembali dengan si Bunga Cerah..
Tertusuk Duri lagi..
Kecewa lagi..
lagi...
lagi...

Durinya terus tumbuh,
walau sudah kuhilangkan..
Sikapnya tetap,
Membuatku kecewa lagi dan lagi..

Aku harus terima..
Aku yang memilihnya..
Menggantikan Bunga Kecilku..
Dengan si Bunga Cerah
Namun Ia Begitu
CERAH,
MENYEGARKAN,
Dan BERSEMANGAT..


Lihat juga :

Apa Yang Kau Lakukan Saat Bencana Wasior Terjadi ? (Maaf Ma, Aly Nggak Pernah Bersyukur)

Q: Apa yang sedang kau lakukan saat bencana di Wasior terjadi ?
A: "Gw lagi pergi ke mall."
     "Gw lagi pacaran."
     "Gw lagi tidur nyenyak dirumah."
     "Gw lagi jalan2 sama teman2."

Q: Apa yang sedang kau lakukan saat saudara2 di Wasior sedang kelaparan ?
A: "Aku sedang pergi makan di restoran dengan teman2."
     "Gw lagi pergi buat ganti hape baru."
     "Saya sedang membuang sisa makanan karena tidak habis termakan semuanya."
     "Gw lagi ngemil2 sambil nonton TV dirumah."

Q: Apa yang sedang kau lakukan saat saudara2 kita di Wasior kehilangan tempat tinggal ?
A: "Gw lagi ngeluh karena panas banget hari ini."
     "Gw lagi kesel karena hujan, jalan jadinya becek."
     "Aku lagi dimarahin Mama karena nggak mau beresin kamar sendiri."
     "Saya lagi marah karena ngga dibeliin TV baru buat di kamar."

Q: Apa yang sedang kau lakukan saat saudara2 kita di Wasior kehilangan keluarga dan sanak saudaranya ?
A: "Gw lagi pergi sama teman2 keluar kota."
     "Gw lagi nginep di rumah teman."
     "Gw berencana untuk ngekost agar bisa lebih bebas main, dan ngga banyak diatur keluarga."
     "Aku ngga pernah betah di rumah, karena Mama bawel banget. Mendingan Aku main aja seharian."
     "Gw lagi ngerasa jenuh di rumah, enakan ngumpul sama temen2 dari pada di rumah, ngebosenin banget."

Friday, 15 October 2010

Seruan Untuk Para Materialis

Coretan ini gw tulis saat berpikir betapa manusia telah membentuk ide bahwa, "materialisme adalah pembentuk suatu status kuat di dalam masyarakat." Dan karena ada beberapa orang yang gw kenal seperti itu, gw coba menuliskan seruan2 yang sebenarnya sudah lama ingin gw ungkapkan ke mereka.
Jadi, dengan harapan akan ada perubahan dari pola pikir masyarakat tersebut, gw harap seorang individu bukan diukur dari materinya, tetapi seberapa besar usaha yang tulus dari individu tersebut untuk bermanfaat bagi masyarakat. 

Ditempat Kau Berada

Ditempat kau berada
kami sedang menuju lebih dekat
sehingga kau berkata
"Kau harus meletakkan beberapa kebenaran ke dalam kata-kata"

Ditempat kau berada
Kau tidak harus berbicara untuk mengungkapkan apa yang kau rasakan
tapi aku berkata
"Kau tahu bagaimana rasanya tapi tidak tahu apa yang harus dilakukan"


Ditempat kau berada
bersama sekumpulan orang bodoh
yang selalu mengajakmu melakukan sesuatu yang selalu kau lakukan
tanpa rasa malu dan rasa lelah

Ini tidak masuk akal, bagaimana kau bisa melupakan tempatmu berpijak ?

Tapi tak ada yang akan datang
memberitahumu bagaimana bahwa itu salah
memberitahumu bagaimana dampaknya
Sampai kau sendiri teringat rasanya memijak bumi